Minggu, 08 September 2013

mukhasabah negeri ini (rosyid ali)


Mukhasabah untuk negeri

Saat harga harga bahan pokok meninggi
Laju inflasi yang terus berlari
Persaingan haram yang tak henti
Sikut sana sikut sini
Kawan jadi lawan
Membunuhpun hal yang ringan
Aku heran mengapa negeriku seperti ini
Mengapa tak bisa berdikdaya di negeri sendiri
Impor yang tak bisa di bendung
Membuat perut pemodal melendung
Sementara rakyat jelata terkatung katung
Karena kurang beruntung
Tidak malukah diri ini
Melihat saudara kita seperti anak tiri
Hak mereka di korupsi
Di sisi lain negara maju merajai
Menjajah ekonomi
Menipu dengan teknologi
Selamatkan kami para syuhada yang murni
Tariklah kami dari jurang ini
Jadikan kami serdadu untuk merebut kembali
Hak hak kami yang telah terdzalimi

sesalku(rosyid ali)


Sesalku
Tak terasa sudah lama kita berpisah
Perpisahan yang tak pernah kita inginkan
Aku yang bersalah
Aku yang meninggalkanmu disaat engkau butuhkan aku
Aku tak pernah menyangka bahwa aku akan serindu ini denganmu
Setelah engkau pergi
Setelah engkau dimiliki yang lain
Banyak cara untuk meredam  rasa cintaku padamu
Ku coba pindah ke lain hati
Tapi yang kudapat hanya luka hati
Penyesalanku  sampai di hadapanku
Sekarang tak ada lagi yang dapat ku perbuat
Selain aku menunggumu
Mungkin setahun, dua tahun atau sampai kapanpun
Aku ingin pertahankan komitmen ini
Kelak kita akan bertemu
Gadis kacamataku tersayang
Kembalilah kepadaku
Aku ingin menebus kesalahanku
Jadilah yang terakhir untukku

malam di kota mati

Malam di Kota Mati



gelap malam mencekam
membuat mulut terbungkam
kesunyian layaknya sebuah makam
terfikir dalam benak akan seseorang yang akan menikam
tak ada seorangpun yang lalu lalang
bulan dan bintangpun tak kunjung datang
menemani sang petang
suasana kota mati
membuat ingin berlari
terseok seok langkah ini
mencari perlindungan diri
kupandang sekelilingku
ku teriakkan semua isi dalam hatiku
namun....
tak ada satupun jawaban untukku
tertunduk aku dalam renunganku
berharap seseorang menolongku
membawa jasadku
dari lorong trauma yang mernggutku


membuat diksi puisi yang baik

CARA MEMBUAT DIKSI PUISI YANG BAIK

by Halimi Zuhdy

1.      Memilih bentuk tulisan
Penulis memilih bentuk tulisan yang akan ditulis, akan menulis puisi atau cerita, jika ingin menulis puisi maka memilih uslub/diksi lebih selektif, karena ada keterkaitan antara kata, makna, bunyi (musikalitas) dan lainnya. Sedangkan kalau cerita lebih sederhana dan tidak memerlukan keserasian dalam kata.
2.       Memilih kata yang tepat
Dalam pemilihan kata, penulis dituntut untuk memiliki kemampuan kreatifitas, intuisi dan imajinasi serta pengalaman dan pengetahuan. Misalkan ingin mengatakan “aku mencintaimu” dirubah dengan “aku ingin mencium bunga yang ada di telapak kakimu”. Dari yang sederhana berubah menjadi bahasa yang penuh imajinatif dan tidak biasa. Ini diperlukan keselektifan dalam memlih kata disesuaikan dengan keinginan penulis. Atau kata cinta disandingkan dengan ombak, padamu orang keduan disandingkan dengan pantai, pasir, karang, dan lainnya.
3.      Perenungan
Setelah mendapatkan beberapa kata yang akan disandingkan dengan kata yang asli, atau pengganti kata atau kalimat yang lebih cocok dengan imajinasi, rima, dan makna yang dimaksud,. Maka direnungkan kembali, apakah ia memiliki sugesti yang kuat yang mampu memberikan pengaruh pada pembaca, dan menjadi bahasa yang tidak biasa, dan memiliki imajinasi yang tinggi. Dalam memilih kata-kata yang akan ditulis hendaknya disesuaikan dengan Nada dan perasaan.
4.      Merasakan
Pada setiap kata, frasa, bahkan larik diusahana penyair benar-benar hadir dan merasakan setiap ungkapan yang akan ditorehkan, tidak hanya sekedar lipstick dan pemanis saja. Ia mampu dirasakan sendiri, dan bahkan mampu membangkitkan rasa pembaca, kata-kata yang dipilih bernas, telak, sekaligus enak didengar dan membekas dalam benak pembaca. Merasakan berbeda dengan merenungan, merasakan berarti bagaimana setiap kata mampu menembus hati dan membangkitkan emosi pembaca, dan sangat dekat dengan pembaca, baik dari pemilihan tema, gaya bahasa, bunyi, dan lainnya. Hal itu bisa dirasakan apabila penulis sendiri merasakan, baik lewat pengalaman, pergolakan pemikiran, atau hasil internalisasi idiom orang lain dan sesuai dengan tema penulis.  Dan merasakan ini terkait sekali dengan imajinasim Imaji dapat mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, medengar, dan merasakan seperti apa yang dialami penyair.
5.      Menyusun
Setelah memilih kata atau kalimat dengan sebaik mungkin yang sudah terkait dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata. Maka kemudian penulis mencoba untuk menyusun setiap kata menjadi kalimat, dan kalimat menjadi lirik, dan dari lirik satu dengan lirik yang lain ada kepaduan dengan tema, walau mengandung imajinasi yang berbeda, tapi tidak jauh dari tema dan amanah dalam puisi tersebut. Perhatikan kembali puisi-puisi di atas, bagaimana seorang penyair memilih kata yang tepat.